Josiah Alexander Sila (Joey Alexander)
Si Hiperaktif dengan Tangan Ajaib
Lahir di Denpasar, Bali 25 Juli 2003. Seorang pria kelahiran pulau
dewata yang kini usianya baru menginjak 12 tahun. Di usia yang sangat belia ia
sudah menjadi seorang pianis dan komponis jazz
yang dihormati dan dikagumi di dunia musik. Josiah Alexander Sila atau biasa
dipanggil Joey Alexander, adalah anak dari pasangan Denny Sila dan Farah
Leonora Urbach. Sejak tahun 2014 Joey dan keluarganya pindah ke New York,
Amerika Serikat untuk memperluas ilmu dalam dunia piano jazz.
Joey mulai belajar bermain piano pada umur 6 tahun dengan keybord kecil pemberian ayahnya. Joey
mulai tertarik pada musik jazz ketika
mendengarkan koleksi musik jazz milik
ayahnya. Karena di kampung halaman tidak ada kursus jazz formal, maka Joey dan keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta
untuk belajar dengan musisi berpengalaman. Joey bermain untuk Hancock, seorang
musisi jazz ternama pada usia 8 tahun
saat ia menjadi duta UNESCO.
Mulai memasuki usia yang ke-9, Joey menerima banyak penghargaan. Dia
berhasil menerima Grand Prix dalam Master-Jam Fest 2013, kompetisi jazz dari 17 negara. Setelah mendapat
penghargaan tersebut banyak musisi jazz
dunia yang mulai memuji permainannya. Direktur seni Jazz at Lincoln Center Wynton Marsalis, mengundangnya untuk bermain
di malam Gala Jazz at Lincoln Center.
Permainannya di
malam gala adalah debut Joey di
Amerika Serikat. Tanggapan-tanggapan positif satu persatu datang padanya,
berkat penampilannya membawakan lagu “Round Midnight” karya Monk dengan
gubahannya sendiri. Salah satunya adalah pujian dari Allen Morrison dari majalah Down Beat. Ia mengatakan “kalau kata ‘jenius’ masih mempunyai arti, anak inilah wujudnya”. Bahkan Jeanne Moutoussamy mengundang Joey
untuk bermain dihadapan mantan presiden AS, Bill Clinton. Banyak konsernya di New York
yang membuatnya terkenal di dunia maya. Karenanya Joey mendapat visa dari
pemerintah Amerika Serikat, yang hanya berhak diberikan kepada “Individu dengan
kemampuan luar biasa”.
Tahun 2015, di usianya yang menginjak 11 tahun. Joey mengeluarkan album
perdananya yang bernama “My Favorite Things”. Dia sendirilah yang menggubah
semua lagu dalam albumnya. Joey juga memasukkan karyanya sendiri,”Ma Blues”. Di
tahun yang sama Joey tampil di pertunjukan hebat, termasuk Montreal International Jazz Festival.
Meskipun memang Joey lebih dulu dikenal di Amerika Serikat dibandingkan
di tanah kelahirannya, Indonesia. Joey tetap berbangga hati karena, dirinya
menjadi orang Indonesia pertama yang masuk nominasi penghargaan musik paling
bergengsi di dunia, Grammy Awards
2016. Untuk karyanya “Giant Steps” sebagai Improvisasi Jazz Solo Terbaik dan “My Favorite Things” sebagai Album
Instrumental Jazz Terbaik.
Berkat dukungan kedua orangtua yang amat mencintainya. Bahkan
orangtuanya rela menutup usaha wisatanya untuk mencarikan guru bagi Joey. Serta
kerja kerasnya dalam menekuni hobi dan bakatnya. Kini Joey Alexander telah
menjadi musisi jazz papan atas dunia,
dan karyanya yang telah disetarakan dengan musisi berpengalaman.
Komentar
Posting Komentar