Pesan-pesan Om Jay
Dibalik
penulisan blog saya selama ini, apakah kalian wahai pembaca tau? Siapa orang
yang ada dibalik semua ini? Tentu saja guru TIK saya (BTIK maksudnya) yaitu
Bapak Wijaya Kusumah SPd MPd yang biasanya disapa dengan suatu panggilan.
Sebenarnya saya gaktau sejarahnya darimana tapi seperti judul diatas
panggilannya Om Jay. Kali ini saya akan mengetikan ulasan dari presentasinya Om
Jay. Sebenarnya saya tidak melihatnya sampai habis karena bel sudah berbunyi.
Tapi karena ini suruhan OmJay saya akan mencoba membuatnya.
Wijaya
Kusumah atau lebih sering disapa Om Jay adalah seorang guru mata pelajaran TIK
si SMP Labschool Jakarta. Lahir di Jakarta, 28 November tahun 1972 Om Jay telah
menjadi guru TIK sejak tahun 1992. Beliau adalah seorang "Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger,
Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK,
Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan,
serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan
Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional." begitu
tulisnya di website pribadinya.wijayalabs.com
Berdasarkan Presentasinya di kelas 8C pada hari Rabu, 17
Februari 2016 Om Jay menceritakan tidak hanya tentang perjalanan hidup dan
kariernya tetapi juga motivasi beliau kepada kami, para muridnya. Om Jay
memberikan motivasi menulis dan juga semangat untuk menjadi siswa berprestasi.
Presentasi tersebut telah juga ia berikan di salah satu sekolah yang saya tidak
tahu dimana atau saya lupa.
Presentasi ini didasarkan pada pengalaman pribadinya. Menurut
ceritanya, sebagian hartanya ia dapatkan dari menulis. Mengikuti berbagai lomba
menulis untuk mencapai prestasi. Diantara lomba yang dimenangkan adalah guru
paling ngeblog kompasiana, pemenang kedua guraru Acer Award, juara pertama
lomba blog tingkat nasional dari pusat bahasa Depdiknas 2009, dan sejumlah
prestasi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena kebanyakan. Kata
Om Jay dia mendapatkan mobil, laptop, telepon genggam, bahkan rumah semua dari
menulis. Beliau pernah bercerita suatu hari tak ada uang yang tersisa di dompetnya,
sementara anaknya butuh susu. Setelah berpikir sekian waktu ia mendapatkan
telepon dari seseorang. Ternyata ia mendapatkan uang sejumlah Rp 1.000.000,00
dari menulis.
Komentar
Posting Komentar